Rabu, 20 Januari 2010

Alkohol Bisa Mengubah DNA Janin

BERUNTUNGLAH Muslimah yang tidak mengenal minuman beralkohol dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian terbaru menunjukkan, terlalu banyak minuman beralkohol selama kehamilan dapat membahayakan anak secara permanen. Uji coba laboratorium pada tikus menunjukkan, konsumsi alkohol secara reguler saat hamil menyebabkan perubahan DNA pada janin yang dikandung.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa faktor-faktor dalam lingkungan ibu selama kehamilan dapat menyebabkan "epigenetik" modifikasi DNA janin. Ini tidak mengubah kode genetik itu sendiri tapi mungkin mengaktifkan atau bahkan mematikan gen-gen tertentu serta menambah atau mengurangi ekspresi mereka.

Suyinn Chong dari Queensland Institute of Medical Research di Herston, Australia menguji coba penelitiannya pada tikus dengan gen bulu cokelat dan kuning. Bayi tikus mestinya berwarna cokelat, kuning, dan belang - kecuali ada faktor epigenetik yang mempengaruhi ekspresi gen.

Selama kehamilannya, tikus diberi alkohol secara bebas selama paruh pertama kehamilan. Kadar alkohol darah mereka berada di sekitar 0,12 persen, setara dengan ambang batas alkohol yang diperkenankan bagi pengemudi di Barat.

Saat bayi tikus lahir, ternyata bayinya lebih banyak berwarna coklat. "Ini berarti bahwa alkohol mempengaruhi epigenome dari tikus - mengendalikan apakah gen-gen mereka on atau off," kata Chong.

Karena gen warna bulu tidak relevan dengan manusia, tim mempelajari berikutnya DNA dalam sel hati tikus. Mereka menemukan 15 gen yang telah berubah.

Chong menyatakan perubahan-perubahan menunjukkan bahwa pengaruh alkohol epigenetik tidak terbatas pada gen yang mempengaruhi bulu saja. Bayi tikus dari induk yang mengonsumsi alkohol juga memiliki beberapa gejala dari sindrom alkohol pada janin manusia, seperti menurunkan berat badan dan tengkorak yang lebih kecil.

"Ini merupakan perkembangan penting dalam memahami bagaimana paparan alkohol di dalam rahim seumur hidup menyebabkan efek merugikan pada keturunannya," kata Michele Ramsay, seorang ahli genetika di Universitas Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan.

Sumber : Republika Online

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk Para Sahabat Aku Sang Pelangi ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...