Rabu, 27 Januari 2010

7 Kiat Jitu Ajak Batita Gosok Gigi

SAMBIL bermain peran, kegiatan gosok gigi jadi lebih menyenangkan.

Mama Davin tidak ingin mengulang pengalaman buruk yang dialami putra sulungnya pada sang adik. Saat berusia 4 tahunan, gigi Davin hampir semuanya gerepes. Penampilannya jelas tak sedap dilihat. Nah, supaya tidak terulang, Mama Davin selalu memaksa Debby, sang adik, agar mau digosok giginya setiap hari. Akibatnya, hampir setiap malam mereka "berantem". "Kenapa ya, anak-anak usia ini sulit sekali digosok giginya?" keluhnya.

Sulitnya mengajak batita menggosok gigi sebenarnya tidak hanya dialami Mama Davin, masalah klasik ini hampir dialami semua orangtua. Menurut Drg. Haryanto A.G., Sp.Pros, FICD., dari RS Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, hal ini dikarenakan anak batita belum paham benar arti dan manfaat menggosok gigi. Apalagi kalau orangtua tidak pernah memberikan penjelasan sama sekali dan sekadar "memaksanya" menggosok gigi setiap mandi pagi atau pada saat mengantuk sebelum tidur, tak heranlah kalau anak enggan digosok giginya.

Selain paksaan setiap hari, mungkin saja anak pernah punya pengalaman yang kurang menyenangkan dengan kegiatan menggosok gigi. Misal, mulut atau gusinya pernah tersodok sikat gigi hingga terasa sakit, atau ia tidak suka pasta gigi dengan rasa tertentu. Sebab lainnya, perkembangan motorik si batita belum sempurna sehingga mempersulitnya melakukan aktivitas ini meski orangtua tetap membantunya.

7 KIAT JITU
Untuk Mama Davin dan Mama/Papa lainnya, Haryanto membagikan kiat jitu yang bisa ditiru agar si batita senang pada kegiatan menyikat gigi:

Jangan dipaksa, tapi berikan contoh
Bila menggosok gigi sudah menjadi kebiasaan bersama di rumah, otomatis sejak kecil anak sudah mendapat contoh langsung bagaimana setiap pagi dan malam menjelang tidur orangtuanya menggosok gigi. Jadi jangan hanya meminta apalagi memaksa anak melakukannya. Pemaksaan membuat anak jadi berbalik tak suka pada kegiatan menyikat gigi. Lebih mudah kalau orangtua memberikan contoh bagaimana seharusnya.

Lakukan bersama
Setelah anak tertarik, jadikan aktivitas menggosok gigi sebagai kegiatan bersama. Temani anak menggosok gigi pukul 19.00 atau setelah minum susu terakhir, meski setelahnya orangtua masih makan lagi dan nantinya harus gosok gigi lagi. Lebih mudah bagi anak untuk melakukannya bila orangtua pun melakukan kegiatan yang sama.

Properti yang menarik
Pilih sikat gigi dengan warna atau gambar karakter yang disukai anak. Sikat gigi harus sesuai ukuran mulut anak dengan ujung sikat yang mengecil supaya mudah mencapai sudut belakang mulut. Pilih bulu sikat yang halus sehingga tidak melukai gusi atau membuat permukaan gigi aus.

Gunakan juga pasta gigi khusus untuk anak, biarkan ia memilih sendiri rasa yang disukainya. Letak kan sikat dan pasta giginya dalam wadah menarik, sehingga anak merasa senang gosok gigi.

Jadikan kegiatan yang menyenangkan
Orangtua juga bisa mengajak anak gosok gigi sambil bermain peran. Umpamanya, mengibaratkan sikat gigi sebagai ban mobil yang melintasi giginya. Supaya lebih menarik, tambahkan bunyi "wusss... wusss..." saat anak mulai menggosok giginya. Sambil bermain peran, kegiatan gosok gigi jadi lebih menyenangkan.

Ajak ngobrol
Setelah selesai gosok gigi, ajak anak ngobrol, bagaimana rasanya. Apakah gigi dan mulutnya terasa kesat dan bersih? Bila perlu gunakan kaca untuk melihat bahwa giginya sekarang sudah lebih bersih.

Penjelasan yang mudah dimengerti
Berikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Bila anak tidak rajin menggosok gigi, maka gigi akan tampak kotor dan banyak sisa makanan yang melekat. Akibatnya gigi rusak dan sakit. Lebih mudah bila penjelasan disertai gambar-gambar kartun tentang gigi.

Lihat hasilnya
Saat melihat/bertemu dengan anak yang giginya gerepes, tunjukkan padanya bahwa itulah akibatnya kalau anak tidak rajin gosok gigi. Gigi jadi gerepes, sering sakit gigi, mulut jadi bau dan penampilannya tidak cantik/ganteng lagi.

GOSOK GIGI DENGAN BENAR
Tak sekadar “kewajiban” gosok gigi saja yang harus dibiasakan pada anak, tapi ia juga harus diajarkan menggosok gigi dengan benar. Bagaimana caranya? Berikut panduannya sebagaimana dipaparkan Haryanto:

* Yang paling mudah adalah dengan mengingat Bendera Merah Putih, karena arah gerakan gosok gigi selalu dari bagian berwarna merah (gusi) ke arah berwarna putih (gigi). Baik untuk rahang atas maupun rahang bawah serta permukaan yang menghadap pipi dan lidah.

* Lakukan gerakan searah poros gigi dari gusi menuju permukaan gigi dengan sedikit putaran awal dan tekanan ringan.r Lama menggosok gigi secara keseluruhan sekitar 2-3 menit.

* Kumur sesudah menggosok gigi cukup 1-2 kali saja.

* Pasta gigi sebaiknya tidak tertelan apalagi ditelan dengan sengaja.

JANGAN ABAIKAN GOSOK GIGI
Sering kali orangtua memberikan kelonggaran untuk anak usia ini. "Bolehlah sesekali tidak gosok gigi. Anak sudah tidur ini, masak harus dibangunkan?" Hal ini tentu saja kurang bijak. Sebab, kata Haryanto, bila anak tidak terbiasa menggosok gigi sejak dini, di usia selanjutnya lebih sulit lagi untuk memintanya menggosok gigi. Dampak yang ditimbulkan bila anak abai gosok gigi sangat banyak. Di antaranya:

• Mulut jadi kotor.

• Banyak plak gigi penyebab gigi berlubang. Bila gigi sudah berlubang lama-lama akan terasa ngilu dan sakit.

• Gusi yang tidak sehat biasanya jadi mudah berdarah, terutama bila kena makanan atau benda yang agak keras.

• Mulut mengeluarkan bau tak sedap.

• Gigi yang rusak menyebabkan sakit gigi dan terganggunya fungsi kunyah, lebih jauh proses pencernaan secara keseluruhan bisa terganggu.

• Gangguan proses pencernaan yang berlangsung lama akan memengaruhi kesehatan secara umum, karena terganggunya pasokan gizi yang dibutuhkan pada masa tumbuh kembang.

• Gigi yang rusak bila dibiarkan lama-lama akan terkena infeksi dan membusuk. Bila sudah membusuk terpaksa dicabut dan ini akan mengganggu proses pertumbuhan gigi selanjutnya.

• Secara keseluruhan gigi jadi lebih cepat rusak, sehingga banyak gigi yang tanggal sebelum waktunya. Akibat jangka panjang, proses tumbuh kembang gigi jadi terganggu.

6 HAL UNTUK ANAK
Berikan makanan yang mengandung gizi seimbang.

Batasi konsumsi makanan/minuman yang mengandung banyak gula.

Biasakan sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari sesudah makan dan setelah makan/minum susu malam hari dengan cara yang benar.

Gunakan pasta gigi yang mengandung fluor.

Lakukan pemeriksaan berkala ke dokter gigi tiap enam bulan sekali.

Selalu tersenyum. Dengan gigi yang sehat, senyum lebih cerah.

Sumber : tabloid-nakita.com

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk Para Sahabat Aku Sang Pelangi ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...