PIL kontrasepsi masih menjadi primadona sebagai metode pencegah kehamilan yang popular, dengan berbagai brand dan formulasi yang tersedia.
Seiring dengan ketenarannya yang telah berjalan selama 50 tahun, pil KB juga tidak lepas dari kesalahpahaman. Salah satu mitos yang terus bertahan adalah pernyataan mengenai pil KB adalah sebagai memicu penambahan berat badan. Apa sebenarnya hubungan antara pil KB dengan penambahan berat badan? Berikut uraiannya untuk Anda.
Resistensi cairan
Semua obat-obatan mempunyai efek samping bagi beberapa pengguna. Aspirin misalnya, bisa menyebabkan heartburn. Obat batuk bisa membuat Anda mengantuk. Dan efek samping paling umum dari pil KB adalah perdarahan, payudara menjadi lembek, mual, dan sakit kepala.
Pada beberapa perempuan, pil bisa menyebabkan sedikit penambahan berat badan, seringkali karena retensi cairan. Tapi jumlah penambahan berat tidak signifikan dan hanya terjadi pada sebagian kecil pengguna.
Pada faktanya, hasil review terhadap 44 studi tidak menemukan adanya bukti bahwa pil KB bisa menyebabkan penambahan berat badan. Sama seperti efek samping lainnya, sedikit penambahan berat tersebut pada umumnya hanya bersifat sementara dan akan menghilang dalam dua hingga tiga bulan.
Variasi
Penambahan berat jarang terjadi dan bersifat sementara. Akan tetapi, jika Anda adalah salah satu dari sedikit orang yang mengalami, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter. Tidak semua pil KB sama. Dokter bisa menganjurkan jenis pil KB lainnya.
Ada dua jenis pil kontrasepsi: pil kombinasi, yang mengandung estrogen dan progestin, dan pil yang hanya mengandung progestin saja. Meskipun sebagian besar pil KB menggunakan tipe estrogen yang sama dengan dosis berbeda-beda, formulasi progestin pada setiap pil bisa berbeda-beda. Artinya, setiap brand kemungkinan menawarkan tipe hormon yang sedikit berbeda, dengan dosis yang berbeda. Akibatnya, efek sampingnya juga berbeda.
Jenis apa pun yang Anda gunakan, ada baiknya menyediakan waktu paling tidak tiga bulan untuk melihat kemungkinan hilangnya efek samping.
Bagaimana mitos pil dan penambahan berat badan ini bermula? Saat pil KB pertama kali dipasarkan pada 1960-an, pil tersebut mengandung estrogen dan progestin dalam kadar yang sangat tinggi, hampir 1000 kali dari jumlah hormon yang diperlukan perempuan. Ini merupakan pemicunya. Estrogen dosis tinggi bisa menyebabkan penambahan berat badan karena memicu selera makan dan retensi cairan.
Akan tetapi, pil yang dijual sekarang ini mempunyai kadar hormon yang jauh lebih rendah. Pil KB tetap menjadi salah satu alat kontrol kehamilan yang paling efektif jika digunakan dengan benar. (IK/OL-08)
Sumber : mediaindonesia.com
Seiring dengan ketenarannya yang telah berjalan selama 50 tahun, pil KB juga tidak lepas dari kesalahpahaman. Salah satu mitos yang terus bertahan adalah pernyataan mengenai pil KB adalah sebagai memicu penambahan berat badan. Apa sebenarnya hubungan antara pil KB dengan penambahan berat badan? Berikut uraiannya untuk Anda.
Resistensi cairan
Semua obat-obatan mempunyai efek samping bagi beberapa pengguna. Aspirin misalnya, bisa menyebabkan heartburn. Obat batuk bisa membuat Anda mengantuk. Dan efek samping paling umum dari pil KB adalah perdarahan, payudara menjadi lembek, mual, dan sakit kepala.
Pada beberapa perempuan, pil bisa menyebabkan sedikit penambahan berat badan, seringkali karena retensi cairan. Tapi jumlah penambahan berat tidak signifikan dan hanya terjadi pada sebagian kecil pengguna.
Pada faktanya, hasil review terhadap 44 studi tidak menemukan adanya bukti bahwa pil KB bisa menyebabkan penambahan berat badan. Sama seperti efek samping lainnya, sedikit penambahan berat tersebut pada umumnya hanya bersifat sementara dan akan menghilang dalam dua hingga tiga bulan.
Variasi
Penambahan berat jarang terjadi dan bersifat sementara. Akan tetapi, jika Anda adalah salah satu dari sedikit orang yang mengalami, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter. Tidak semua pil KB sama. Dokter bisa menganjurkan jenis pil KB lainnya.
Ada dua jenis pil kontrasepsi: pil kombinasi, yang mengandung estrogen dan progestin, dan pil yang hanya mengandung progestin saja. Meskipun sebagian besar pil KB menggunakan tipe estrogen yang sama dengan dosis berbeda-beda, formulasi progestin pada setiap pil bisa berbeda-beda. Artinya, setiap brand kemungkinan menawarkan tipe hormon yang sedikit berbeda, dengan dosis yang berbeda. Akibatnya, efek sampingnya juga berbeda.
Jenis apa pun yang Anda gunakan, ada baiknya menyediakan waktu paling tidak tiga bulan untuk melihat kemungkinan hilangnya efek samping.
Bagaimana mitos pil dan penambahan berat badan ini bermula? Saat pil KB pertama kali dipasarkan pada 1960-an, pil tersebut mengandung estrogen dan progestin dalam kadar yang sangat tinggi, hampir 1000 kali dari jumlah hormon yang diperlukan perempuan. Ini merupakan pemicunya. Estrogen dosis tinggi bisa menyebabkan penambahan berat badan karena memicu selera makan dan retensi cairan.
Akan tetapi, pil yang dijual sekarang ini mempunyai kadar hormon yang jauh lebih rendah. Pil KB tetap menjadi salah satu alat kontrol kehamilan yang paling efektif jika digunakan dengan benar. (IK/OL-08)
Sumber : mediaindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk Para Sahabat Aku Sang Pelangi ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.