Selasa, 02 Februari 2010

Kalsium Bukan Susu

PRIA membutuhkan kalsium. Ya, mereka membutuhkannya walau pria tak diserang menopause yang mengundang segala osteoporosis atau keropos tulang. Lebih-lebih di usia paruh baya, kaum lelaki perlu memperhatikan tambahan kalsium. Kalsium dan mineral dapat membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko diabetes atawa kencing manis.

Satu lagi manfaat kalsium ditunjukkan hasil penelitian terbaru sejumlah ilmuwan di Jepang pada Januari lalu, yaitu perannya yang penting dalam proses penyerapan dan pencernaan makanan. Lidah adalah salah satu bagian yang mampu “mengendus” tingkat kalsium melalui rasa manis dan tawar yang masuk ke mulut: rasa manis yang lebih kuat menunjukkan kadar kalsium yang lebih tinggi; begitu pula sebaliknya.

Satu saran, jangan mudah terpikat iklan yang menyebutkan susu adalah sumber utama kalsium. Masih banyak sumber kalsium lain selain susu. “Dari 800 miligram kebutuhan kalsium per hari, hanya 23 miligram yang terpenuhi dari susu,” kata ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor, Ali Khomsan.

Karena itu, untuk mendapatkan tulang kuat, tak bisa hanya mengandalkan susu. Menurut Ali, susu sebagai sumber kalsium utama memang populer di negara-negara maju. Selain susu murni, ada sejumlah produk turunan yang mereka konsumsi: keju, es krim, atau yoghurt. Ini berbeda dengan masyarakat Indonesia, yang tingkat kesadaran minum susunya masih rendah.

Itu sebabnya, masyarakat Indonesia diharapkan mengkonsumsi sumber kalsium selain susu yang bersumber dari makanan nabati dan hewani. “Untuk sayuran, pilih yang berwarna hijau tua, seperti brokoli, bayam, daun singkong, dan daun pepaya,” kata Ali. Sumber kalsium nabati lain berasal dari kacang-kacangan dan olahannya, seperti kedelai, kacang merah, dan kacang polong.

Untuk sumber makanan hewani, guru besar ini menyarankan kita menyantap berbagai macam ikan yang bisa dimakan bersama tulangnya, seperti ikan teri atau ikan apa pun yang dimasak presto atau duri lunak. Sumber kalsium lain ada dalam daging (ikan, sapi, udang, dan kambing) serta telur.

Kalsium sebaiknya dikonsumsi sejak dini, karena masing-masing usia memiliki kebutuhan kalsium tak sama (lihat tabel). Dari situ terlihat kebutuhan kalsium paling tinggi adalah saat remaja (9-18 tahun) dan dewasa (19-50 tahun) serta > 51 tahun.

Banyak ilmuwan percaya tulang keropos dapat dicegah dengan cara menjaga kemampuan tubuh menahan simpanan kalsium. Bukan dengan memperbanyak asupan kalsium ke dalam tubuh. Caranya? Banyak-banyaklah berolahraga!

Sumber : tempointeraktif.com

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk Para Sahabat Aku Sang Pelangi ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...