Selasa, 09 Februari 2010

Teliti Sebelum Membeli

DENGAN kejelian, produk palsu dapat mudah dibedakan dari aslinya.
Juchri, Consumer Good Coordinator The Coca Cola Company (TCC) bercerita. Beberapa waktu silam, dirinya menerima pengaduan dari masyarakat. "Orang itu mencurigai produk softdrink yang dibelinya palsu," ungkapnya. Tim consumer good pun langsung melakukan penelitian lebih lanjut. "Saya lalu melihat kemasan produknya. Kemasannya sangat mirip dengan yang asli. Rasanya juga tidak mencurigakan bagi kebanyakan orang awam."

Namun dengan kejelian, produk asli itu segera dapat diketahui. "Pada produk yang palsu, air softdrink-nya tidak jernih. Agak sedikit gelap, ini karena gula yang digunakan adalah gula lokal. Asal tahu saja, gula yang digunakan oleh TCC adalah impor. Selain itu, rasa softdrink palsu itu agak pahit, tidak manis layaknya softdrink asli," tambah Juchri. Selanjutnya, sebuah stasiun televisi melakukan investigasi lanjutan, sehingga membuahkan hasil. "Produk softdrink palsu itu dibuat oleh sebuah industri rumahan. Kasusnya telah ditangani polisi."

Ya, produk-produk palsu seolah bertebaran, menyusup ke semua kemasan produk terkenal. Apakah itu air mineral, softdrink, bahkan telur. Kewaspadaan konsumen menjadi hal utama. Jika lengah, kesehatan keluarga dapat menjadi korbannya.

HARGA MIRING
Pada Kesempatan terpisah, Sularsi dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mengatakan, masyarakat hendaknya teliti sebelum membeli. Ini karena banyak orang yang saat ini sedang bermain di dalam air keruh. Harga bahan makanan dan minuman yang melambung tinggi, dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk membuat produk palsu kepada masyarakat. Tentu dengan harga miring yang membuat sebagian besar konsumen kepincut.

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkannya, Sularsi melanjutkan, ada banyak produk makanan dan minuman palsu yang beredar di pasaran. Mulai air mineral dalam kemasan hingga sampo. Yang dipalsukan umumnya adalah produk dengan merek terkenal yang digemari di masyarakat.

Pemalsuan berbagai produk tersebut jelas sangat merugikan, baik konsumen maupun produsen. Bagi produsen, pemalsuan tersebut dapat merusak imej produk dan perusahaan. Apalagi jika produk itu menimbulkan gangguan kesehatan. Imej yang rusak itu akan membuat masyarakat berhati-hati bahkan menjauh.

Bagi konsumen, dampaknya pun tak kalah banyak. Pertama, konsumen tentu dirugikan. Dengan maksud mengeluarkan beberapa lembar rupiah untuk mendapatkan barang bagus berkualitas, eh malah mendapatkan barang berkualitas buruk. Misalnya saja, dengan uang seribu rupiah kita layak mendapatkan telur kaya gizi, tapi karena dipalsukan, kita hanya mendapatkan telur gagal tetas yang tidak mengandung gizi sama sekali.

Kerugian ini bertambah banyak jika barang yang dibeli membahayakan kesehatan. Air mineral dalam kemasan bermerek yang seharusnya steril, misalnya, malah mengandung berbagai bakteri membahayakan kesehatan. Ini jelas sangat merugikan, karena alih-alih mendapatkan manfaat, justru mudharat yang didapat. Sudah mengeluarkan uang untuk membeli produk, konsumen juga dibebankan dengan biaya pengobatan rumah sakit yang jumlahnya tidak sedikit.

Itulah mengapa, Sularsi menyarankan, agar masyarakat teliti sebelum membeli. Dengan demikian, kita tidak dirugikan beberapa kali saat membeli barang.

Selain itu, jika mendapat produk mencurigakan, segera adukan ke bagian layanan konsumen yang umumnya tertera dalam kemasan. "Produsen makanan dan minuman besar umumnya mencantumkan layanan konsumen, selain sebagai umpan balik terhadap produk yang dijual, layanan itu juga berguna saat konsumen menemukan produk palsu di pasaran, sehingga bisa langsung ditindaklanjuti." Agar proses pengaduan efektif, produk mencurigakan yang dibeli itu hendaknya disimpan sebagai barang bukti. Pun mengetahui data penjual produk. Dengan demikian, jika produsen hendak melakukan pembuktian, mereka memiliki sampel yang bisa diteliti lebih lanjut.

Langkah selanjutnya, YLKI dan BPOM juga biasanya selalu siap mengatasi semua keluhan konsumen terhadap produk yang beredar di pasaran. Ya, karena tidak semua produk yang beredar memiliki kemasan atau diproduksi oleh produsen besar sehingga tidak ada layanan pengaduan seperti kasus telur palsu. Dengan cara itu, selain si pemalsu dapat langsung dibekuk. Lewat informasi Anda, ada banyak konsumen lain yang dapat diselamatkan.

TIP SAAT MEMBELI
Berikut beberapa tip umum bagi orangtua yang hendak membeli makanan dan minuman.

Pastikan produk yang dibeli benar-benar sehat dan aman. Memang, produk yang bermerek tidak 100% aman, tapi setidaknya memiliki kualitas kontrol produk yang ketat dan terjamin. Juga memenuhi standar yang telah ditetapkan. Jadi, hati-hati saat membeli produk dengan merek tidak jelas.

Hindari membeli produk di sembarang tempat. Toko, pasar swalayan, minimarket atau warung langganan yang telah dikenal merupakan tempat belanja aman dan terjamin. Jika terpaksa membeli di perempatan jalan atau di tempat lain, kejelian sangat diperlukan.

Hati-hati ketika membeli produk dengan harga miring. Ada indikasi produk tersebut bermasalah atau mencurigakan. Ketelitian harus bertambah saat membeli produk tersebut.

Cari informasi tentang produk juga berita pemalsuannya di berbagai media, baik cetak maupun televisi. Milis-milis yang saat ini menjamur juga bisa dijadikan bahan informasi, meski media tetap dijadikan referensi utama karena lebih akurat. Di media biasanya produk mencurigakan itu dibahas secara detail dan mendalam, kadang disertakan penjelasan dari pakar, produsen, peneliti, dan ahli lainnya. Jadi asli atau palsunya produk tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

TELUR PALSU YANG TIDAK BERGIZI
Telur palsu cukup menghebohkan beberapa waktu belakangan ini. Telur ini biasanya dijajakan dalam keadaan matang, alias direbus dahulu. Keberadaannya mungkin sudah lama, karena kebetulan beberapa tahun silam, saat penulis masih di Bogor, sempat berlangganan kereta api listrik (KRL) Bogor-Jakarta. Di dalam angkutan sarat penumpang tersebut kerap dijajakan telur rebus hangat berharga miring. Dulu, dihargai Rp500, padahal telur mentah saja sudah mencapai Rp800-an. Kasus ini muncul kembali saat konsumen, yang juga pelanggan KRL, menelisik lebih jauh tentang telur rebus mencurigakan tersebut. Saat dicicipi, rasanya sedikit aneh karena terasa lebih kenyal. Disamping bentuknya juga berbeda dengan telur asli. Telur tersebut segera difoto lalu beritanya tersebar lewat milis-milis. Dugaan awal, telur itu adalah telur palsu buatan China, yang informasinya juga sempat menghangat di milis-milis.

Namun berdasarkan informasi tim SIGI SCTV, telur tersebut adalah telur gagal tetas. Berdasarkan hasil Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner (Labkesmavet) Dinas Peternakan dan Perikanan DKI Jakarta, telur ini telur asli yang gagal menetas. Uji dilakukan dengan melihat cangkang telur, kulit ari, putih kuning telur, serta aromanya. Mengapa gagal menetas, ada beberapa kemungkinan, bisa karena penyakit yang dialami induk ayam, terlalu lama dieram dan tidak menetas, atau telur kedaluwarsa. Menurut Arsentina Panggabean dari Labkesmavet, telur jenis ini tidak bergizi.

Ciri-ciri telur gagal tetas:

Cangkang telur lebih keras.

Bentuk kuning telur tidak beraturan.

Putih telur tidak bening, agak sedikit kecoklatan.

Putih telur terasa lebih keras, tidak lembut.

Harganya setengah dari harga telur biasa.

HINDARI AIR MINERAL PALSU
Berikut agar Anda tidak terkecoh membedakan air mineral yang asli dengan yang palsu:

Belilah air minum bermerek. Namun kewaspadaan harus tetap berjalan, karena banyak air mineral bermerek dipalsukan. Belilah di tempat-tempat resmi seperti supermarket.

Jika di angkutan umum, hindari membeli air mineral dalam keadaan dingin. Ini karena kejernihan air dapat terlihat saat air dalam keadaan normal, dan tidak terlihat saat dingin. Meskipun keruh, kondisinya tidak terlihat karena saat dingin air berwarna putih salju.

Lihat kondisi fisik botol. Mulus atau banyak goresan atau cacat. Juga apakah bersih atau ada beberapa noda. Pun tutup botol dan segelnya. Jangan beli minuman dengan banyak goresan atau cacat, apalagi jika botolnya terlihat kusam, dan tutup botolnya cacat. Pastikan segel masih tertutup. Jika mencurigakan, ada kemungkinan botol yang digunakan adalah botol bekas yang didapat dari para pemulung. Sedangkan isinya diisi dengan air biasa yang kehigienisannya diragukan.

Perhatikan juga isinya. Apakah jernih atau sedikit berlumut atau keruh. Caranya kocok air minuman mineral itu untuk mengetahuinya. Jika air menjadi keruh atau terlihat ada kotoran kecil dan halus, segera tolak.

Adakah layanan konsumen langsung yang tertera di label kemasan? Jika tidak, ada kemungkinan air tersebut palsu.

Air kemasan palsu ini berbahaya untuk kesehatan. Ini karena tidak dijamin kebersihannya, baik isi maupun cara pengolahannya, sehingga bibit penyakit bisa turut serta. Dapat dibayangkan jika si kecil yang daya tahan tubuhnya masih rendah meminum air mineral jenis ini. Beragam penyakit yang berkaitan dengan pencernaan pun dapat muncul, mulai sakit perut, diare, mual, muntah, kembung, tifus, dan lain-lain.

HATI-HATI MINYAK GORENG "BILASAN"
Minyak goreng hasil bilasan (bleaching) pun sangat meresahkan. Minyak hasil olahan dari minyak bekas ini memang dijual dengan harga miring. Pengolahannya menggunakan zat kimia berbahaya, yaitu hidrogen peroxida (H2O2). Penambahan ini sangat berbahaya karena H2O2 merupakan antibiotik yang biasa digunakan untuk membersihkan luka. Dampaknya bisa membuat gatal-gatal, bahkan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kanker. Namun, konsumen sulit sekali membedakan minyak hasil bilasan ini dengan minyak curah asli. Hal yang dapat dilakukan adalah membeli minyak goreng bermerek yang lebih terjamin kualitasnya.

Sumber : tabloid-nakita.com

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk Para Sahabat Aku Sang Pelangi ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...