BILA isi kecil sakit saat menelan, atau tak bisa tidur nyenyak lantaran sulit bernapas tanpa riwayat asma dan jantungnya pun bagus, bisa jadi dia mengalami peradangan pada tonsil dan adenoidnya. Dr. Elise Kasakeyan, Sp.THT., dari RS Mitra Internasional, Jakarta, menjelaskannya berikut ini.
PERTAHANAN TERDEPAN
Tonsil (tonsilla palatina) dan adenoid adalah kelenjar getah bening (linfoid). Tonsil berbentuk bulat lonjong, terletak pada kedua lipatan pilar rongga mulut, kita menyebutnya amandel. Bila tonsil membesar, kita dapat melihatnya saat membuka mulut lebar di depan kaca. Sedangkan adenoid berbentuk agak panjang, terletak pada dinding belakang tengah nasofaring, yang di kanan dan kiri atasnya terletak muara tuba Eustachius (saluran yang menghubungkan antara telinga tengah dengan nasofaring).
Pembesaran maksimal tonsil terjadi di usia 5-6 tahun dan adenoid pada 3-4 tahun. Umumnya, di usia 7, tonsil akan mengecil sedangkan adenoid hilang setelah usia anak mencapai 12-14 tahun. Dengan demikian, setelah usia pubertas, adenoid tak ditemukan lagi di tenggorokan anak. Fungsi adenoid akan digantikan oleh kelenjar di sekitarnya.
Kedua organ tersebut berfungsi sebagai tameng pertahanan tubuh yang akan menangkal serangan virus karena dapat memproduksi sel-sel limfosit, salah satu jenis sel darah putih, yang berfungsi menangkal masuknya bibit penyakit, virus maupun kuman. Bahkan dari penelitian diketahui, tonsil dapat memproduksi antibodi Imunoglobulin A yang membuat jaringan lokal tahan terhadap kuman penyakit.
Kita ketahui bahwa virus atau kuman dapat masuk lewat hidung (saat bernapas) maupun lewat mulut (saat makan, minum, bernapas). Nah, kedua organ inilah yang akan menghambat masuknya virus maupun kuman ke dalam tubuh. Virus atau kuman akan terjebak di kedua organ ini dan akan dimusnahkan. Dapat dikatakan, tonsil dan adenoid menjadi benteng pertahanan terdepan yang menangkis serangan kuman penyakit yang masuk lewat hidung maupun mulut.
Namun bila serangan virus atau kuman begitu sering dan banyak, sering kali kedua organ ini sulit menanggulanginya. Walhasil, tonsil dan adenoid dapat terinfeksi sehingga terjadi peradangan. Inilah yang akhirnya membuat amandel dan adenoid bengkak. Yang dikhawatirkan bila infeksi berlangsung terus-menerus, akan membuat tonsil maupun adenoid tak berfungsi lagi sebagai pertahanan tubuh.
Infeksi yang menjadi sarang virus maupun kuman ini malah akan menjadi sumber berbahaya bagi seluruh organ tubuh. Antara lain menimbulkan meningitis (radang selaput otak) maupun pneumonia (radang paru), yang virus maupun kumannya berasal dari tonsil maupun adenoid yang terinfeksi. Apalagi penyebab tersering dari radang tonsil-adenoid akut adalah bakteri berbentuk streptokokus yang sering menjadi biang penyakit meningitis maupun pneumonia.
GEJALA BILA TERINFEKSI
Selain demam yang cukup tinggi, ada beberapa gejala khas yang kerap muncul saat tonsil dan adenoid terinfeksi, yaitu;
* Sulit bernapas
Bila adenoid yang terinfeksi biasanya menyebabkan hidung tersumbat karena adenoid terletak di belakang lubang hidung. Sering kali anak harus bernapas lewat mulut. Bila pembengkakan cukup besar, napasnya jadi tak begitu lancar sehingga anak akan membuka mulutnya lebar-lebar.
* Sakit dan perih saat menelan makanan/minuman
Tonsil dan adenoid yang terinfeksi akan menimbulkan rasa sakit saat tersentuh benda asing. Pada kasus yang lebih berat, saat terdiam pun rasa perih sangat terasa sehingga anak sering kali mengeluh.
* Memerah dan bengkak
Bila kita minta anak membuka mulutnya lebar-lebar, akan terlihat pembengkakan dan warna kemerahan di tonsil dan adenoidnya.
* Lemas dan Lesu
Selain tak nafsu makan dan minum, anak pun sering kesulitan tidur nyenyak, terutama terjadi pada infeksi tonsil dan adenoid yang cukup parah. Pasalnya, anak merasakan perih terus-menerus dan kesulitan bernapas, sehingga membuatnya lemas dan lesu karena kurang tidur dan kurang makan.
* Napas bau
Bila kita mendekatkan hidung ke depan mulut atau hidung anak, akan terhirup bau yang lain dari biasanya, lantaran virus atau kuman yang menginfeksi.
HARUS DIANGKAT BILA PARAH
Bila infeksi telanjur parah maka biasanya terjadi tonsilitis kronik, yakni infeksi yang sering sekali kambuh dan menahun. Dalam kondisi ini bisa saja dokter menganjurkan untuk mengangkat tonsil maupun adenoid anak setelah kondisi anak tenang, demam dan sakit tenggoroknya hilang. Paparella dan Shumrick, di dalam bukunya Otolaryngology, Head and Neck Surgery, menjelaskan pengangkatan tonsil atau disebut tonsilektomi harus dilakukan bila:
1. Terjadi radang tonsil akut berulang, lebih dari 3x setahun.
Kedua organ tersebut berfungsi sebagai tameng pertahanan tubuh yang akan menangkal serangan virus karena dapat memproduksi sel-sel limfosit, salah satu jenis sel darah putih, yang berfungsi menangkal masuknya bibit penyakit, virus maupun kuman. Bahkan dari penelitian diketahui, tonsil dapat memproduksi antibodi Imunoglobulin A yang membuat jaringan lokal tahan terhadap kuman penyakit.
Kita ketahui bahwa virus atau kuman dapat masuk lewat hidung (saat bernapas) maupun lewat mulut (saat makan, minum, bernapas). Nah, kedua organ inilah yang akan menghambat masuknya virus maupun kuman ke dalam tubuh. Virus atau kuman akan terjebak di kedua organ ini dan akan dimusnahkan. Dapat dikatakan, tonsil dan adenoid menjadi benteng pertahanan terdepan yang menangkis serangan kuman penyakit yang masuk lewat hidung maupun mulut.
Namun bila serangan virus atau kuman begitu sering dan banyak, sering kali kedua organ ini sulit menanggulanginya. Walhasil, tonsil dan adenoid dapat terinfeksi sehingga terjadi peradangan. Inilah yang akhirnya membuat amandel dan adenoid bengkak. Yang dikhawatirkan bila infeksi berlangsung terus-menerus, akan membuat tonsil maupun adenoid tak berfungsi lagi sebagai pertahanan tubuh.
Infeksi yang menjadi sarang virus maupun kuman ini malah akan menjadi sumber berbahaya bagi seluruh organ tubuh. Antara lain menimbulkan meningitis (radang selaput otak) maupun pneumonia (radang paru), yang virus maupun kumannya berasal dari tonsil maupun adenoid yang terinfeksi. Apalagi penyebab tersering dari radang tonsil-adenoid akut adalah bakteri berbentuk streptokokus yang sering menjadi biang penyakit meningitis maupun pneumonia.
GEJALA BILA TERINFEKSI
Selain demam yang cukup tinggi, ada beberapa gejala khas yang kerap muncul saat tonsil dan adenoid terinfeksi, yaitu;
* Sulit bernapas
Bila adenoid yang terinfeksi biasanya menyebabkan hidung tersumbat karena adenoid terletak di belakang lubang hidung. Sering kali anak harus bernapas lewat mulut. Bila pembengkakan cukup besar, napasnya jadi tak begitu lancar sehingga anak akan membuka mulutnya lebar-lebar.
* Sakit dan perih saat menelan makanan/minuman
Tonsil dan adenoid yang terinfeksi akan menimbulkan rasa sakit saat tersentuh benda asing. Pada kasus yang lebih berat, saat terdiam pun rasa perih sangat terasa sehingga anak sering kali mengeluh.
* Memerah dan bengkak
Bila kita minta anak membuka mulutnya lebar-lebar, akan terlihat pembengkakan dan warna kemerahan di tonsil dan adenoidnya.
* Lemas dan Lesu
Selain tak nafsu makan dan minum, anak pun sering kesulitan tidur nyenyak, terutama terjadi pada infeksi tonsil dan adenoid yang cukup parah. Pasalnya, anak merasakan perih terus-menerus dan kesulitan bernapas, sehingga membuatnya lemas dan lesu karena kurang tidur dan kurang makan.
* Napas bau
Bila kita mendekatkan hidung ke depan mulut atau hidung anak, akan terhirup bau yang lain dari biasanya, lantaran virus atau kuman yang menginfeksi.
HARUS DIANGKAT BILA PARAH
Bila infeksi telanjur parah maka biasanya terjadi tonsilitis kronik, yakni infeksi yang sering sekali kambuh dan menahun. Dalam kondisi ini bisa saja dokter menganjurkan untuk mengangkat tonsil maupun adenoid anak setelah kondisi anak tenang, demam dan sakit tenggoroknya hilang. Paparella dan Shumrick, di dalam bukunya Otolaryngology, Head and Neck Surgery, menjelaskan pengangkatan tonsil atau disebut tonsilektomi harus dilakukan bila:
1. Terjadi radang tonsil akut berulang, lebih dari 3x setahun.
2. Terjadi komplikasi berupa abses di daerah sekitar tonsil.
3. Penderita merupakan karier atau pembawa penyakit difteri.
4. Tonsilitis menyebabkan kejang demam.
5. Pembesaran tonsil mengakibatkan sumbatan jalan napas (gejala mendengkur) atau adanya gangguan menelan.
Operasi pengangkatan juga perlu dilakukan bila terdapat tonsil yang membesar atau terdapat sisa-sisa sel radang di antara lekukan-lekukannya (debris), terjadi infeksi hidung kronis, infeksi saluran napas berulang, serta timbul penyakit sistemik yang diakibatkan oleh infeksi bakteri streptokokus beta hemolitikus (misalnya penyakit katup jantung).
DAMPAK BILA TAK DIANGKAT
Bila tak diangkat, peradangan tonsil dapat menimbulkan komplikasi ke daerah sekitarnya atau organ tubuh lain yang letaknya jauh melalui aliran darah atau getah bening.
* Komplikasi ke daerah sekitar tonsil biasanya berupa pembentukan abses (pembengkakan berisi nanah), rhinitis kronis (peradangan hidung menahun), sinusitis, atau otitis media (biasa dikenal dengan congek).
* Komplikasi ke organ tubuh yang jauh misalnya endokarditis (radang pada katup jantung), artritis (radang sendi), radang otot, radang ginjal, dermatitis (radang pada kulit), gatal-gatal, urtikaria (biduran),dan sebagainya.
* Pada anak usia sekolah, tentu kondisi ini akan mengganggu proses belajarnya. Bisa saja prestasi belajarnya menurun akibat infeksi pada tonsil.
* Bisa saja, infeksi kronik ini memicu munculnya tumor di tonsil dan adenoid. Bila demikian maka penanganannya akan berbeda, baik pada tumor jinak ataupun ganas. Dari terapi pengobatan sampai operasi pengangkatan, butuh diagnosis dan pengobatan lebih mendalam.
SEMBUH DENGAN PENGOBATAN YANG BAIK
Infeksi pada tonsil maupun adenoid harus segera diatasi. Kalau tidak, akan berpengaruh terhadap kesehatan anak secara keseluruhan. Tak mau makan-minum, sulit tidur, sulit bernapas, membuat daya tahan tubuh anak semakin menurun. Pada kondisi ini infeksi virus atau kuman akan semakin merajalela. Bahkan tak mustahil infeksi lain akan muncul karena daya tahan tubuh anak sangat lemah. Pada anak yang pernah terserang tifus atau TBC misal, bisa saja kuman-kumannya akan aktif kembali dan menyerang tubuh. Bukankah ada kuman-kuman yang tidak mati saat diobati? Mereka hanya pasif dan akan aktif kembali saat kondisi daya tahan tubuh anak melemah.
Jadi, begitu muncul gejala, segera bawa anak ke dokter. Biasanya dokter akan memberikan obat antibiotik yang sesuai untuk membasmi bakteri atau antijamur bila penyebabnya jamur. Diberikan pula obat antiseptik kumur untuk membersihkan mulut dari virus maupun kuman sehingga pengobatan bisa berjalan lebih baik. Umumnya, bila pengobatan dilakukan dengan baik, mengikuti petunjuk yang diberikan dokter, maka infeksi tonsil maupun adenoid dapat segera diatasi.
YANG BOLEH & TIDAK
Selama pengobatan biasanya dianjurkan untuk melakukan hal-hal berikut:
Mengonsumsi makanan lunak agar lebih mudah masuk ke dalam tubuh.
Minum banyak air atau cairan seperti sari buah, terutama selama demam.
Istirahat cukup agar kondisi tubuh lebih cepat bugar.
Sangat tak dianjurkan minum es, sirop, es krim, makanan dan minuman yang didinginkan, gorengan, makanan awetan yang diasinkan, dan manisan karena akan memicu sensitivitas tonsil maupun adenoid sehingga pengobatan terganggu.
Bila tak diberikan obat antiseptik kumur, baik sekali jika berkumur dengan air garam hangat 3-4 kali sehari.
Supaya tenggorokan terasa lebih nyaman, taruhlah kompres hangat pada leher setiap hari.
Sumber : tabloid-nakita.com
4. Tonsilitis menyebabkan kejang demam.
5. Pembesaran tonsil mengakibatkan sumbatan jalan napas (gejala mendengkur) atau adanya gangguan menelan.
Operasi pengangkatan juga perlu dilakukan bila terdapat tonsil yang membesar atau terdapat sisa-sisa sel radang di antara lekukan-lekukannya (debris), terjadi infeksi hidung kronis, infeksi saluran napas berulang, serta timbul penyakit sistemik yang diakibatkan oleh infeksi bakteri streptokokus beta hemolitikus (misalnya penyakit katup jantung).
DAMPAK BILA TAK DIANGKAT
Bila tak diangkat, peradangan tonsil dapat menimbulkan komplikasi ke daerah sekitarnya atau organ tubuh lain yang letaknya jauh melalui aliran darah atau getah bening.
* Komplikasi ke daerah sekitar tonsil biasanya berupa pembentukan abses (pembengkakan berisi nanah), rhinitis kronis (peradangan hidung menahun), sinusitis, atau otitis media (biasa dikenal dengan congek).
* Komplikasi ke organ tubuh yang jauh misalnya endokarditis (radang pada katup jantung), artritis (radang sendi), radang otot, radang ginjal, dermatitis (radang pada kulit), gatal-gatal, urtikaria (biduran),dan sebagainya.
* Pada anak usia sekolah, tentu kondisi ini akan mengganggu proses belajarnya. Bisa saja prestasi belajarnya menurun akibat infeksi pada tonsil.
* Bisa saja, infeksi kronik ini memicu munculnya tumor di tonsil dan adenoid. Bila demikian maka penanganannya akan berbeda, baik pada tumor jinak ataupun ganas. Dari terapi pengobatan sampai operasi pengangkatan, butuh diagnosis dan pengobatan lebih mendalam.
SEMBUH DENGAN PENGOBATAN YANG BAIK
Infeksi pada tonsil maupun adenoid harus segera diatasi. Kalau tidak, akan berpengaruh terhadap kesehatan anak secara keseluruhan. Tak mau makan-minum, sulit tidur, sulit bernapas, membuat daya tahan tubuh anak semakin menurun. Pada kondisi ini infeksi virus atau kuman akan semakin merajalela. Bahkan tak mustahil infeksi lain akan muncul karena daya tahan tubuh anak sangat lemah. Pada anak yang pernah terserang tifus atau TBC misal, bisa saja kuman-kumannya akan aktif kembali dan menyerang tubuh. Bukankah ada kuman-kuman yang tidak mati saat diobati? Mereka hanya pasif dan akan aktif kembali saat kondisi daya tahan tubuh anak melemah.
Jadi, begitu muncul gejala, segera bawa anak ke dokter. Biasanya dokter akan memberikan obat antibiotik yang sesuai untuk membasmi bakteri atau antijamur bila penyebabnya jamur. Diberikan pula obat antiseptik kumur untuk membersihkan mulut dari virus maupun kuman sehingga pengobatan bisa berjalan lebih baik. Umumnya, bila pengobatan dilakukan dengan baik, mengikuti petunjuk yang diberikan dokter, maka infeksi tonsil maupun adenoid dapat segera diatasi.
YANG BOLEH & TIDAK
Selama pengobatan biasanya dianjurkan untuk melakukan hal-hal berikut:
Mengonsumsi makanan lunak agar lebih mudah masuk ke dalam tubuh.
Minum banyak air atau cairan seperti sari buah, terutama selama demam.
Istirahat cukup agar kondisi tubuh lebih cepat bugar.
Sangat tak dianjurkan minum es, sirop, es krim, makanan dan minuman yang didinginkan, gorengan, makanan awetan yang diasinkan, dan manisan karena akan memicu sensitivitas tonsil maupun adenoid sehingga pengobatan terganggu.
Bila tak diberikan obat antiseptik kumur, baik sekali jika berkumur dengan air garam hangat 3-4 kali sehari.
Supaya tenggorokan terasa lebih nyaman, taruhlah kompres hangat pada leher setiap hari.
Sumber : tabloid-nakita.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk Para Sahabat Aku Sang Pelangi ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.