Rabu, 06 Januari 2010

Adek, Mama Kok Digigit?

SUKA menggigit di usia batita sebenarnya wajar saja, tapi tetap harus diatasi agar tak berkelanjutan.

4 PENYEBAB
Ada 4 faktor yang melatarbelakangi perilakunya itu, yakni:

Fase Tumbuh Gigi
Di usia batita anak sedang dalam fase tumbuh gigi, sehingga sering kali bagian dari gusinya merasa gatal. Bila digunakan untuk menggigit, sesaat ia merasa nyaman, itu sebabnya anak mengulang-ulang aktivitas tersebut.

Belum Mengerti
Tak ada maksud menyakiti ketika anak menggigit teman/saudaranya. Ia hanya belum mengerti. Tapi kalau orangtua menunjukkan respons yang berlebihan, misalnya berteriakteriak panik saat melarangnya, bisa jadi anak akan mengulang lagi karena merasa mendapat perhatian lebih.

Ekspresi Emosi
Anak batita belum terlatih untuk mengekspresikan emosinya secara tepat. Saat marah, kesal, gemas, bahkan gembira sekali pun bisa saja diekspresikan dengan menggigit objek di depannya. Tak hanya pada teman, dengan mainan, pakaian atau yang lainnya, kalau anak gemas/kesal, ia akan menggigitnya.

Perkembangan Bahasa Terbatas
Perkembangan bahasa yang masih terbatas membuat komunikasinya dengan lingkungan belum lancar. Kadangkala iaberusaha menjelaskan/meminta sesuatu sampai berulang-ulang tapi lingkungan tak kunjung mengerti. Akibatnya anak merasa frustrasi dan seperti penjelasan di atas, emosi itu diekspresikan dengan cara menggigit.

3 DAMPAK
Meski wajar, bukan berarti orangtua boleh membiarkan saja anak dengan kebiasaannya ini. Bila dibiarkan saja, bukan tak mungkin kebiasaan buruk ini akan terus berlanjut sampai usia selanjutnya. Berikut dampak lainnya:

Dijauhi teman
Dampak yang langsung terasa adalah anak dijauhi teman-temannya. Bisa jadi banyak orangtua yang melarang anaknya bermain bersama. Selain itu bukan tak mungkin anak akan mendapat cap nakal sehingga tak perlu ditemani.

Ekspresi emosi tidak tepat
Anak jadi tak terlatih mengekspresikan emosi secara tepat. Anak tidak tahu bagaimana menyalurkan kemarahan/kekesalannya. Bila terus berlanjut sampai dewasa akan merugikan semua pihak.

Kemampuan bicara tidak segera berkembang
Anak terbiasa mengekspresikan emosi dengan tindakan dan bukan dengan bahasa verbal, sehingga kemampuan bicaranya jadi tak berkembang.

5 LANGKAH PENANGANAN
Nah, agar anak tak lagi suka menggigit, lakukan 5 langkah penanganan berikut ini!

Observasi tingkah
Saat mendapat laporan/melihat kebiasaan ini segera observasi tingkah laku anak. Pada kondisi apa saja anak jadi suka menggigit teman/objek di dekatnya. Langkah ini penting untuk menentukan penanganan selanjutnya. Contoh, anak jadi menggigit kalau melihat boneka yang lucu, atau menggigit teman yang tidak mau meminjamkan mainannya.

Minta informasi
Gali informasi sebanyakbanyaknya, baik dari anak sendiri maupun orang dewasa yang bersamanya sepanjang hari. Pada anak, tanyakan dengan bahasa sederhana, mengapa ia suka menggigit. Bantu ia mengungkapkan alasannya, "Adek kenapa tadi menggigit Davi? Kesal ya? Oh, Davi tidak mau gantian mainan di taman?" Dengan begitu orangtua bisa mendapatkan motif mengapa anak melakukan kebiasaan itu. Pada pengasuh/guru/orangtua temannya, bisa ditanyakan kronologis kejadian yang menyebabkan anak jadi menggigit teman/objek di dekatnya.

Luruskan
Setelah diketahui dengan jelas latar belakangnya, segera lakukan penanganan. Bila dikarenakan tumbuh gigi, berikan teether/mainan untuk digigit-gigit yang bisa dicuci. Mainan ini akan membantunya merasa nyaman saat gusinya gatal. Bila karena kesal/marah/gemas, berikan contoh apa yang harus dilakukan saat marah/kesal/gemas. "Aku marah karena mainanku rusak," adalah contoh kata sederhana yang bisa diajarkan kepada anak untuk mengungkapkan kemarahannya. Setelah itu bantu anak menyelesaikan masalah yang membuatnya marah/kesal.

Aktivitas lain
Berikan alternatif aktivitas positif untuk menyalurkan emosi, contohya dengan kegiatan menggambar, menyanyi, berenang dan sebagainya saat anak marah. Aktivitas ini juga bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan, misalnya saat marah minta anak menggambar mulut terbalik L, kemudian minta ia membuat gambar mulut tersenyum J, beri nama karakter itu dan katakan, "Tuh, Paman Senyum sudah keluar! Ayo, ayo, sekarang tertawa semua."

Jangan marah
Orangtua sebaiknya tidak mengeluarkan ekspresi berlebihan manakala anak terlihat menggigit teman/objek di dekatnya. Sebab, bisa jadi anak merasa senang/mendapat perhatian lebih melihat orangtuanya berteriak panik/marah. Bukan aktivitas menggigit yang disukainya tapi menikmati ekspresi orangtualah yang jadi tujuan akhirnya.

BILA ANAK YANG JADI KORBAN
Meski anak tidak mempunyai kebiasaan menggigit, tapi bukan tak mungkin anak justru jadi "korbannya". Apa yang harus dilakukan bila anak digigit teman/saudara? Berikut cara mengatasinya:

* Segera pisahkan anak dari teman/sudara yang menggigitnya.

* Jangan langsung memarahi anak yang menggigit, tapi jelaskan bahwa yang dilakukannya itu tidak tepat. Bila ada orangtuanya, tak perlu memperpanjang masalah. Bisa jadi anakanak sudah lupa dengan kejadian barusan, tapi orangtua masih bertengkar.

* Tenangkan bila anak menangis. Momen itu sekaligus bisa jadi masukan untuknya bahwa menggigit teman adalah perbuatan yang kurang terpuji karena menyebabkan temannya merasa sakit seperti yang dialaminya saat itu. (Sani B Hermawan, Psi. - Yayasan Bina Ananda).

Sumber : tabloid-nakita.com

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk Para Sahabat Aku Sang Pelangi ;
Silahkan berikan komentar sebagai kenangan bahwa Anda pernah berkunjung di sini. Komentar juga berguna sebagai motivasi dan koreksi jika ada kesalahan dalam pembuatan posting di blog saya yang sederhana ini.
Terima kasih.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...