PENGGUNAAN racun nyamuk menjadi sebuah kebiasaan di masyarakat Indonesia, namun asap racun nyamuk yang mengandung bahan-bahan kimia seperti transfultrin bisa membahayakan kesehatan manusia. “Dari penelitian terhadap mencit, diketahui bahwa racun nyamuk yang mengandung transfultrin bila dipakai selama empat jam bisa menurunkan kadar eritrosit atau sel darah merah,” kata Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Surahma Asti Mulasari, di Yogyakarta, Selasa.
Selain transfultrin terdapat pula jenis bahan kimia lain yang kerap terdapat dalam racun nyamuk yaitu praletrin dan d-alletrin.Berdasarkan penelitiannya, d-alletrin tidak menyebabkan perubahan signifikan kadar eritrosit jika digunakan dalam waktu 1, 2 atau empat jam, sedangkan praletrin bisa menyebabkan perbedaan dalam waktu dua dan empat jam.“Meski perbedaannya tidak terlalu signifikan,” lanjutnya.
Sementara itu, racun nyamuk yang mengandung transflutrin dan d-alletrin menyebabkan kenaikan kadar hemoglobin jika digunakan dalam waktu dua dan empat jam. Sedangkan praletarin menyebabkan kenaikan kadar hemoglobin jika digunakan selama satu dan dua jam. Eritrosit atau sel darah merah mengandung hemoglobin dan bertugas mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh, dan bila tubuh mengalami kekurangan eritrosit maka orang tersebut akan menderita anemia.
Banyaknya jenis dan merek racun nyamuk yang beredar di pasaran dengan komposisi bahan kimia yang berbeda, lanjut Surahma, diduga akan menyebabkan komposisi gas dan partikel dalam asap juga bervariasi sehingga menimbulkan dampak yang berbeda terhadap partikel darah.
Dalam penelitian tersebut, peneliti memanfaatkan mencit (mus musculus) sebanyak 35 ekor dengan berat badan dan umum berkisar antara 23-30 gram dan 2-3 bulan dengan lama penelitian 15 hari. Mencit tersebut kemudian dibagi menjadi tujuh kelompok, satu kelompok sebagai kontrol dan sisanya sebagai kelompok perlakuan,katanya.
Bahan Aktif dalam Obat Nyamuk
Saat ini terdapat begitu banyak pilihan obat nyamuk yang ada di pasaran. Misalnya, berbentuk semprot, bakar, oles maupun elektrik. Khasiat semua obat nyamuk adalah membunuh dan mengusir nyamuk. Bedanya, adalah kemasan dan konsentrasi bahan aktif atau zat racunnya.
Obat nyamuk berbahaya buat manusia karena kandungan bahan aktif yang termasuk golongan organofosfat. Bahan aktif ini adalah Dichlorovynil dimethyl phosfat (DDVP), Propoxur (Karbamat) dan Diethyltoluamide, yang merupakan jenis insektisida pembunuh serangga.
Selain itu, umumnya produk obat nyamuk juga memiliki zat tambahan tertentu. berupa pewarna, pengawet serta pewangi. Bahan-bahan tambahan, seperti juga zat aktif yang terdapat dalam obat nyamuk juga dapat merugikan kesehatan.
Racun nyamuk ditemukan pada semua jenis obat nyamuk baik pada obat nyamuk bakar, semprot dan elektrik. Racun ini bersifat membunuh nyamuk. Sedangkan obat nyamuk oles lebih bersifat pencegahan yaitu mengusir nyamuk.
Kendati zat racunnya sama, dosis masing-masing obat nyamuk berbeda satu sama lain. Bahan aktif pada obat nyamuk terdiri dari konsentrasi ringan sampai berat, dari yang kurang toksid sampai yang lebih toksid.
Kandungan racun berbahaya pada obat nyamuk tergantung kadar konsentrasi racun dan jumlah pemakaiannya. Misalnya, kadar konsentrasi bahan aktif obat nyamuk semprot yang sedikit dapat bertambah banyak jika disemprotkan berulang kali.
Risiko terbesar terdapat pada obat nyamuk bakar akibat asapnya yang dapat terhirup. Sedangkan obat nyamuk semprot cair memiliki konsentrasi berbeda, karena cairan yang dikeluarkan ini akan diubah menjadi gas. Artinya, dosisnya lebih kecil. Sementara obat nyamuk elektrik lebih kecil lagi, karena bekerja dengan cara mengeluarkan asap tapi dengan daya elektrik.
Makin kecil dosis bahan zat aktif, makin kecil pula bau yang ditimbulkan. Sekaligus, makin minim pula kemungkinan mengganggu kenyamanan manusia.
Umumnya bahan aktif yang dipakai pada obat nyamuk adalah yang cepat terurai dan berdaya racun tinggi, dalam arti mematikan nyamuk dengan cepat. Namun, pemakaian obat nyamuk yang tidak benar, dapat membahayakan kesehatan. Seberapa jauh dampaknya tergantung pada jenis, jumlah, usia dan bahan campurannya.
Bayi dan balita bisa dikatakan rentan terhadap obat nyamuk. Hal ini bisa terjadi karena organ- organ tubuhnya belum sempurna, daya tahan tubuhnya belum baik serta refleks batuknya pun belum baik. Efek yang lebih berbahaya juga akan timbul pada anak yang alergi dan mempunyai bakat asma.
Bagaimana Zat Kimia Memasuki Tubuh?
Bahan aktif dari obat nyamuk akan masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan dan kulit lalu akan beredar dalam darah. Setelah itu menyebar pada sel-sel tubuh. Ada yang ke pernafasan, ke otak lewat susunan saraf pusat, dan lain-lain. Efek terbesar akan dialami oleh organ yang sensitif. Karena, obat nyamuk lebih banyak mengenai hirupan, maka yang biasanya yang terkena adalah pernafasan. Sementara efek samping pada kulit sangat tergantung pada daya sensitifitas atau kepekaan kulit.
Gangguan-gangguan pada organ tubuh manusia akan terjadi jika pemakaian obat nyamuk tidak terkontrol atau dosisnya yang berlebihan. Orang yang memiliki alergi akan lebih cepat menunjukkan reaksi. Alergi yang paling banyak muncul biasanya mengenai saluran nafasnya sehingga menimbulkan batuk. Bagaimana obat nyamuk bisa mempengaruhi kerja saluran pernafasan?
Saluran nafas manusia dilengkapi suatu epitel atau pelapis saluran nafas. Epitel ini mempunyai silia seperti rambut getar yang berfungsi untuk mengeluarkan sesuatu. Silia akan bereaksi terhadap sekret (cairan lendir) atau benda asing yang ada dalam saluran nafas.
Benda ini akan dikeluarkan ke atas dengan bantuan silia yang menyapu seperti gelombang. Namun karena bahan kimia pada obat nyamuk terdiri dari zat aktif yang iritatif, bukan kuman, maka sel epitel lebih mudah rusak. Begitu pula dengan silianya.
Jika epitel dan silia rusak, benda-benda tadi tak dapat disapu. Selain itu, sel-sel di bawah epitel juga akan terkena dampkanya. Akibatnya, keluarlah lendir atau cairan kental. Selanjutnya, saluran nafas jadi sedikit mengkerut, karena syaraf-syarafnya terganggu.
Jadi batuk terjadi ketika epitel dan silia rusak. Tubuh berusaha untuk mengeluarkan sekret atau benda asing tersebut secara aktif. Caranya dengan batuk. Keluhan inilah yang sering terjadi.
Reaksi terhadap obat nyamuk dapat timbul dalam rangkaian waktu yang berbeda. Bisa cepat, dapat juga lambat. Orang yang organ pernafasannya sensitif akan bereaksi saat itu juga atau beberapa menit setelah menghirup bau obat nyamuk. Tapi, ada juga yang setelah enam jam baru batuk-batuk.
Obat nyamuk dapat juga menjadi faktor pencetus asma. Dampak ini terlihat pada anak yang memiliki bakat asma. Pada orang yang memiliki kulit sensitif, kulitnya akan kemerahan jika terkena bahan-bahan dalam obat nyamuk, terutama bahan tambahannya. Jika digaruk, maka akan timbul lecet dan mungkin bisa menjadi eksim.
Karakteristik Obat Nyamuk
1. Obat Nyamuk Oles
Bersifat mencegah, yaitu mengusir nyamuk. Daya tahannya tergantung dari masing-masing produk (mulai dari 4 hingga 8 jam). Biasanya batas waktu tersebut dicantumkan dalam kemasan. Olesi bila anak mau tidur. Jika setelah dipakaikan dan nyamuk tetap menempel berarti bahan aktifnya sudah tidak berfungsi lagi. Karena obat nyamuk jenis ini berisiko menyerap bahan aktif berlebihan melalui kulit, produk ini tidak dianjurkan digunakan pada anak di bawah usia 4 tahun.
2. Obat Nyamuk Semprot
Lakukan penyemprotan sekitar dua jam sebelum anak masuk ruangan atau kamar tidur. Bila bau sudah tidak tercium lagi maka anak aman untuk masuk ruangan.
Hindari pula terkena bahan makanan atau yang bisa menyebabkan kontak langsung dengan kulit.Tutup makanan atau minuman, alasi tempat tidur anak. Jangan pula menyemprotkan obat nyamuk di kala anak sedang tidur.
3. Obat Nyamuk Bakar
Tidak dianjurkan menggunakan obat nyamuk bakar sepanjang malam. Pemakaian obat nyamuk bakar sama sekali tidak direkomendasikan, terutama pada anak yang berkecenderungan asma.Selain asapnya dapat menyebabkan pedih di mata, juga bisa menyebabkan batuk-batuk dan sesak nafas.
Bila menggunakan obat nyamuk ini, sebaiknya bakarlah kira-kira 6-8 jam sebelumnya agar udara tidak langsung terhirup.
4. Obat Nyamuk Elektrik
Seperti halnya obat nyamuk bakar, jenis elektrik juga tidak dianjurkan digunakan sepanjang malam. Lebih baik dipasang beberapa jam menjelang anak tidur. Matikan segera setelah anak tidur. Kendati dalam dosis kecil, obat nyamuk jenis ini pun mengandung bahan aktif. Jadi, tetap saja berbahaya, terutama pada anak yang sensitif dan peka.
Sumber :
republika.co.id
Berbagai sumber bacaan.
Selain transfultrin terdapat pula jenis bahan kimia lain yang kerap terdapat dalam racun nyamuk yaitu praletrin dan d-alletrin.Berdasarkan penelitiannya, d-alletrin tidak menyebabkan perubahan signifikan kadar eritrosit jika digunakan dalam waktu 1, 2 atau empat jam, sedangkan praletrin bisa menyebabkan perbedaan dalam waktu dua dan empat jam.“Meski perbedaannya tidak terlalu signifikan,” lanjutnya.
Sementara itu, racun nyamuk yang mengandung transflutrin dan d-alletrin menyebabkan kenaikan kadar hemoglobin jika digunakan dalam waktu dua dan empat jam. Sedangkan praletarin menyebabkan kenaikan kadar hemoglobin jika digunakan selama satu dan dua jam. Eritrosit atau sel darah merah mengandung hemoglobin dan bertugas mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh, dan bila tubuh mengalami kekurangan eritrosit maka orang tersebut akan menderita anemia.
Banyaknya jenis dan merek racun nyamuk yang beredar di pasaran dengan komposisi bahan kimia yang berbeda, lanjut Surahma, diduga akan menyebabkan komposisi gas dan partikel dalam asap juga bervariasi sehingga menimbulkan dampak yang berbeda terhadap partikel darah.
Dalam penelitian tersebut, peneliti memanfaatkan mencit (mus musculus) sebanyak 35 ekor dengan berat badan dan umum berkisar antara 23-30 gram dan 2-3 bulan dengan lama penelitian 15 hari. Mencit tersebut kemudian dibagi menjadi tujuh kelompok, satu kelompok sebagai kontrol dan sisanya sebagai kelompok perlakuan,katanya.
Bahan Aktif dalam Obat Nyamuk
Saat ini terdapat begitu banyak pilihan obat nyamuk yang ada di pasaran. Misalnya, berbentuk semprot, bakar, oles maupun elektrik. Khasiat semua obat nyamuk adalah membunuh dan mengusir nyamuk. Bedanya, adalah kemasan dan konsentrasi bahan aktif atau zat racunnya.
Obat nyamuk berbahaya buat manusia karena kandungan bahan aktif yang termasuk golongan organofosfat. Bahan aktif ini adalah Dichlorovynil dimethyl phosfat (DDVP), Propoxur (Karbamat) dan Diethyltoluamide, yang merupakan jenis insektisida pembunuh serangga.
Selain itu, umumnya produk obat nyamuk juga memiliki zat tambahan tertentu. berupa pewarna, pengawet serta pewangi. Bahan-bahan tambahan, seperti juga zat aktif yang terdapat dalam obat nyamuk juga dapat merugikan kesehatan.
Racun nyamuk ditemukan pada semua jenis obat nyamuk baik pada obat nyamuk bakar, semprot dan elektrik. Racun ini bersifat membunuh nyamuk. Sedangkan obat nyamuk oles lebih bersifat pencegahan yaitu mengusir nyamuk.
Kendati zat racunnya sama, dosis masing-masing obat nyamuk berbeda satu sama lain. Bahan aktif pada obat nyamuk terdiri dari konsentrasi ringan sampai berat, dari yang kurang toksid sampai yang lebih toksid.
Kandungan racun berbahaya pada obat nyamuk tergantung kadar konsentrasi racun dan jumlah pemakaiannya. Misalnya, kadar konsentrasi bahan aktif obat nyamuk semprot yang sedikit dapat bertambah banyak jika disemprotkan berulang kali.
Risiko terbesar terdapat pada obat nyamuk bakar akibat asapnya yang dapat terhirup. Sedangkan obat nyamuk semprot cair memiliki konsentrasi berbeda, karena cairan yang dikeluarkan ini akan diubah menjadi gas. Artinya, dosisnya lebih kecil. Sementara obat nyamuk elektrik lebih kecil lagi, karena bekerja dengan cara mengeluarkan asap tapi dengan daya elektrik.
Makin kecil dosis bahan zat aktif, makin kecil pula bau yang ditimbulkan. Sekaligus, makin minim pula kemungkinan mengganggu kenyamanan manusia.
Umumnya bahan aktif yang dipakai pada obat nyamuk adalah yang cepat terurai dan berdaya racun tinggi, dalam arti mematikan nyamuk dengan cepat. Namun, pemakaian obat nyamuk yang tidak benar, dapat membahayakan kesehatan. Seberapa jauh dampaknya tergantung pada jenis, jumlah, usia dan bahan campurannya.
Bayi dan balita bisa dikatakan rentan terhadap obat nyamuk. Hal ini bisa terjadi karena organ- organ tubuhnya belum sempurna, daya tahan tubuhnya belum baik serta refleks batuknya pun belum baik. Efek yang lebih berbahaya juga akan timbul pada anak yang alergi dan mempunyai bakat asma.
Bagaimana Zat Kimia Memasuki Tubuh?
Bahan aktif dari obat nyamuk akan masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan dan kulit lalu akan beredar dalam darah. Setelah itu menyebar pada sel-sel tubuh. Ada yang ke pernafasan, ke otak lewat susunan saraf pusat, dan lain-lain. Efek terbesar akan dialami oleh organ yang sensitif. Karena, obat nyamuk lebih banyak mengenai hirupan, maka yang biasanya yang terkena adalah pernafasan. Sementara efek samping pada kulit sangat tergantung pada daya sensitifitas atau kepekaan kulit.
Gangguan-gangguan pada organ tubuh manusia akan terjadi jika pemakaian obat nyamuk tidak terkontrol atau dosisnya yang berlebihan. Orang yang memiliki alergi akan lebih cepat menunjukkan reaksi. Alergi yang paling banyak muncul biasanya mengenai saluran nafasnya sehingga menimbulkan batuk. Bagaimana obat nyamuk bisa mempengaruhi kerja saluran pernafasan?
Saluran nafas manusia dilengkapi suatu epitel atau pelapis saluran nafas. Epitel ini mempunyai silia seperti rambut getar yang berfungsi untuk mengeluarkan sesuatu. Silia akan bereaksi terhadap sekret (cairan lendir) atau benda asing yang ada dalam saluran nafas.
Benda ini akan dikeluarkan ke atas dengan bantuan silia yang menyapu seperti gelombang. Namun karena bahan kimia pada obat nyamuk terdiri dari zat aktif yang iritatif, bukan kuman, maka sel epitel lebih mudah rusak. Begitu pula dengan silianya.
Jika epitel dan silia rusak, benda-benda tadi tak dapat disapu. Selain itu, sel-sel di bawah epitel juga akan terkena dampkanya. Akibatnya, keluarlah lendir atau cairan kental. Selanjutnya, saluran nafas jadi sedikit mengkerut, karena syaraf-syarafnya terganggu.
Jadi batuk terjadi ketika epitel dan silia rusak. Tubuh berusaha untuk mengeluarkan sekret atau benda asing tersebut secara aktif. Caranya dengan batuk. Keluhan inilah yang sering terjadi.
Reaksi terhadap obat nyamuk dapat timbul dalam rangkaian waktu yang berbeda. Bisa cepat, dapat juga lambat. Orang yang organ pernafasannya sensitif akan bereaksi saat itu juga atau beberapa menit setelah menghirup bau obat nyamuk. Tapi, ada juga yang setelah enam jam baru batuk-batuk.
Obat nyamuk dapat juga menjadi faktor pencetus asma. Dampak ini terlihat pada anak yang memiliki bakat asma. Pada orang yang memiliki kulit sensitif, kulitnya akan kemerahan jika terkena bahan-bahan dalam obat nyamuk, terutama bahan tambahannya. Jika digaruk, maka akan timbul lecet dan mungkin bisa menjadi eksim.
Karakteristik Obat Nyamuk
1. Obat Nyamuk Oles
Bersifat mencegah, yaitu mengusir nyamuk. Daya tahannya tergantung dari masing-masing produk (mulai dari 4 hingga 8 jam). Biasanya batas waktu tersebut dicantumkan dalam kemasan. Olesi bila anak mau tidur. Jika setelah dipakaikan dan nyamuk tetap menempel berarti bahan aktifnya sudah tidak berfungsi lagi. Karena obat nyamuk jenis ini berisiko menyerap bahan aktif berlebihan melalui kulit, produk ini tidak dianjurkan digunakan pada anak di bawah usia 4 tahun.
2. Obat Nyamuk Semprot
Lakukan penyemprotan sekitar dua jam sebelum anak masuk ruangan atau kamar tidur. Bila bau sudah tidak tercium lagi maka anak aman untuk masuk ruangan.
Hindari pula terkena bahan makanan atau yang bisa menyebabkan kontak langsung dengan kulit.Tutup makanan atau minuman, alasi tempat tidur anak. Jangan pula menyemprotkan obat nyamuk di kala anak sedang tidur.
3. Obat Nyamuk Bakar
Tidak dianjurkan menggunakan obat nyamuk bakar sepanjang malam. Pemakaian obat nyamuk bakar sama sekali tidak direkomendasikan, terutama pada anak yang berkecenderungan asma.Selain asapnya dapat menyebabkan pedih di mata, juga bisa menyebabkan batuk-batuk dan sesak nafas.
Bila menggunakan obat nyamuk ini, sebaiknya bakarlah kira-kira 6-8 jam sebelumnya agar udara tidak langsung terhirup.
4. Obat Nyamuk Elektrik
Seperti halnya obat nyamuk bakar, jenis elektrik juga tidak dianjurkan digunakan sepanjang malam. Lebih baik dipasang beberapa jam menjelang anak tidur. Matikan segera setelah anak tidur. Kendati dalam dosis kecil, obat nyamuk jenis ini pun mengandung bahan aktif. Jadi, tetap saja berbahaya, terutama pada anak yang sensitif dan peka.
Sumber :
republika.co.id
Berbagai sumber bacaan.