ANDA bisa membantu membentuk diri yang sukses di dalam dengan memposisikan diri berdasarkan kesadaran akan mindset sukses dan rasa syukur yang besar. Sangat sulit bagi setiap orang untuk menilai diri sendiri dengan objektif karena sering kali perasaan-perasaan subjektif sangat dominan. Bisa saja Anda menilai diri sebagai seorang yang ber-mindset positif dan pemberani, namun bisa saja tindakan-tindakan Anda banyak yang didasarkan oleh perasaan takut dan khawatir. Ini sangat sering saya jumpai.
Sekarang mari kita menciptakan suatu citra diri yang baru. Lepaskan segala macam pengenalan diri yang telah Anda akui sebagai diri sendiri. Lepaskan stigma-stigma yang secara tidak sadar Anda bawa ke mana-mana, seperti; “anak kampung”, “janda kembang,” “anak yatim”, “perawan tua”, “perjaka tua”, “orang bodoh”, “kurang berpendidikan”, dan lain-lain. Gunakan kesempatan ini untuk mengeksplor hal-hal yang baru dan citra-citra yang lain. Dengan sadar pandanglah diri Anda sebagai sepotong kertas putih yang bisa Anda lukis sendiri. Dalam istilah pemasaran, ini adalah positioning and branding. Seperti apa posisi maupun brand yang ingin Anda sampai kepada dunia?
Tanggalkan segala perasaan sungkan, malu, dan kurang percaya diri. Tanamkanlah anggapan bahwa Anda orang yang serba bisa. Dengan mindset sukses yang sudah disadari penuh (lihat tulisan saya lainnya), sudah waktunya Anda memberikan objektif (tujuan) dalam posisi yang tercermin di dalam citra (brand) Anda. Apa maksudnya? Ingat ada tiga elemen: tujuan, posisi, dan citra.
Supaya memudahkan, saya beri contoh diri saya sendiri. Tujuan paling tinggi dari hidup saya adalah menjadi orang yang mewarisi legenda kebaikan (legacy) kepada generasi-generai penerus dengan perbuatan-perbuatan amal dan etika tertinggi. Tujuan hidup ini yang juga disebut sebagai objektif, mencakup lingkungan luar dan masyarakat yang memberi makna besar bagi semua perbuatan kita.
Posisi saya artikan secara rileks sebagai profesi dan pilihan hidup saya yang saya jalankan sebaik mungkin hingga mencapai hasil yang melebihi rata-rata. Dalam Ilmu Pemasaran, positioning mencakup target audiens dari produk maupun jasa yang diperjual-belikan. Dalam konsep sukses yang dibahas dalam tulisan ini, positioning jelas juga mencakup lingkungan internal yang hendak Anda gauli secara intens. Dengan kata lain, jenis-jenis kelompok macam apa yang hendak Anda masuki di mana Anda akan dikenal sebagai diri yang sepenuhnya dan mampu menghasilkan diri yang melebihi rata-rata?
Kurang lebih tujuh tahun yang lalu, saya banyak bergaul dengan para humanis dari berbagai negara dan mengidentifikasikan diri sebagai seorang pasifis (pacifist). Saat itu saya banyak melakukan kegiatan-kegiatan humanis sebagai seorang sukarelawan.
Memang pada masa itu hanya itu yang ada di dalam pikiran dan perasaaan saya, apalagi setelah mengalami guncangan mental yang cukup dalam sebagai justifikasi perbuatan-perbuatan saya.
Namun, hari ini adalah hari yang berbeda. Saya tidak lagi menjadi pelaku kegiatan-kegiatan humanis secara langsung. Melainkan, saya memilih untuk memberikan dukungan moral dan finansial semampu saya. Memang benar saya adalah seorang pasifis di dalam hati terdalam, namun positioning diri saya di dalam masyarakat telah bermetamorfosa. Saya yakin sumbangsih saya kepada dunia sama besarnya atau bahkan lebih besar lagi dengan posisi yang baru ini.
Positioning yang tepat merupakan tanah yang subur untuk tumbuh menjadi pribadi dengan segala kelebihannya. Maka, sangatlah urgen untuk menemukan posisi yang tepat agar berkembang. Dengan memilih posisi sebagai motivator dan penggerak secara mental dan sekali-kali secara finansial pula, saya mempunyai tujuan lebih lanjut yang sangat jelas mengenai apa yang sedang saya kerjakan.
Misalnya, segala bisnis yang saya jalankan akhirnya akan bermuara untuk memuaskan nurani yang pasifis ini. Saya memilih untuk memaksimalkan kesuksesan dari dalam agar bisa memberikan kontribusi lebih jauh di dalam masyarakat dunia, sekecil apa pun itu. Mengapa saya memilih untuk berbisnis? Ini akan saya bahas secara terperinci di dalam buku kedua saya akan diterbitkan bulan Februari atau Maret 2007.
Jelas, saya tidak menyarankan Anda untuk mengikuti jejak saya 100 persen namun Anda pasti bisa mencerna bagian-bagian dari prinsip-prinsip yang dibahas di dalam tulisan saya tersebut untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi Anda sendiri. Khusus bagi saya sendiri, salah satu cara untuk memenuhi tujuan hidup (objektif) yang humanis dan melengkapi panggilan posisi di dalam masyarakat sebagai motivator mental dan finansial ternyata adalah dengan melakukan bisnis sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya. (Jennie S. Bev).
Sumber: pembelajar.com
“Kita tidak tahu apakah Allah akan memberi rezeki yang banyak atau sedikit kepada kita. Kita juga tidak tahu kapan kita akan sukses. Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan saat ini adalah berusaha untuk mendapatkannya”.
Sekarang mari kita menciptakan suatu citra diri yang baru. Lepaskan segala macam pengenalan diri yang telah Anda akui sebagai diri sendiri. Lepaskan stigma-stigma yang secara tidak sadar Anda bawa ke mana-mana, seperti; “anak kampung”, “janda kembang,” “anak yatim”, “perawan tua”, “perjaka tua”, “orang bodoh”, “kurang berpendidikan”, dan lain-lain. Gunakan kesempatan ini untuk mengeksplor hal-hal yang baru dan citra-citra yang lain. Dengan sadar pandanglah diri Anda sebagai sepotong kertas putih yang bisa Anda lukis sendiri. Dalam istilah pemasaran, ini adalah positioning and branding. Seperti apa posisi maupun brand yang ingin Anda sampai kepada dunia?
Tanggalkan segala perasaan sungkan, malu, dan kurang percaya diri. Tanamkanlah anggapan bahwa Anda orang yang serba bisa. Dengan mindset sukses yang sudah disadari penuh (lihat tulisan saya lainnya), sudah waktunya Anda memberikan objektif (tujuan) dalam posisi yang tercermin di dalam citra (brand) Anda. Apa maksudnya? Ingat ada tiga elemen: tujuan, posisi, dan citra.
Supaya memudahkan, saya beri contoh diri saya sendiri. Tujuan paling tinggi dari hidup saya adalah menjadi orang yang mewarisi legenda kebaikan (legacy) kepada generasi-generai penerus dengan perbuatan-perbuatan amal dan etika tertinggi. Tujuan hidup ini yang juga disebut sebagai objektif, mencakup lingkungan luar dan masyarakat yang memberi makna besar bagi semua perbuatan kita.
Posisi saya artikan secara rileks sebagai profesi dan pilihan hidup saya yang saya jalankan sebaik mungkin hingga mencapai hasil yang melebihi rata-rata. Dalam Ilmu Pemasaran, positioning mencakup target audiens dari produk maupun jasa yang diperjual-belikan. Dalam konsep sukses yang dibahas dalam tulisan ini, positioning jelas juga mencakup lingkungan internal yang hendak Anda gauli secara intens. Dengan kata lain, jenis-jenis kelompok macam apa yang hendak Anda masuki di mana Anda akan dikenal sebagai diri yang sepenuhnya dan mampu menghasilkan diri yang melebihi rata-rata?
Kurang lebih tujuh tahun yang lalu, saya banyak bergaul dengan para humanis dari berbagai negara dan mengidentifikasikan diri sebagai seorang pasifis (pacifist). Saat itu saya banyak melakukan kegiatan-kegiatan humanis sebagai seorang sukarelawan.
Memang pada masa itu hanya itu yang ada di dalam pikiran dan perasaaan saya, apalagi setelah mengalami guncangan mental yang cukup dalam sebagai justifikasi perbuatan-perbuatan saya.
Namun, hari ini adalah hari yang berbeda. Saya tidak lagi menjadi pelaku kegiatan-kegiatan humanis secara langsung. Melainkan, saya memilih untuk memberikan dukungan moral dan finansial semampu saya. Memang benar saya adalah seorang pasifis di dalam hati terdalam, namun positioning diri saya di dalam masyarakat telah bermetamorfosa. Saya yakin sumbangsih saya kepada dunia sama besarnya atau bahkan lebih besar lagi dengan posisi yang baru ini.
Positioning yang tepat merupakan tanah yang subur untuk tumbuh menjadi pribadi dengan segala kelebihannya. Maka, sangatlah urgen untuk menemukan posisi yang tepat agar berkembang. Dengan memilih posisi sebagai motivator dan penggerak secara mental dan sekali-kali secara finansial pula, saya mempunyai tujuan lebih lanjut yang sangat jelas mengenai apa yang sedang saya kerjakan.
Misalnya, segala bisnis yang saya jalankan akhirnya akan bermuara untuk memuaskan nurani yang pasifis ini. Saya memilih untuk memaksimalkan kesuksesan dari dalam agar bisa memberikan kontribusi lebih jauh di dalam masyarakat dunia, sekecil apa pun itu. Mengapa saya memilih untuk berbisnis? Ini akan saya bahas secara terperinci di dalam buku kedua saya akan diterbitkan bulan Februari atau Maret 2007.
Jelas, saya tidak menyarankan Anda untuk mengikuti jejak saya 100 persen namun Anda pasti bisa mencerna bagian-bagian dari prinsip-prinsip yang dibahas di dalam tulisan saya tersebut untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi Anda sendiri. Khusus bagi saya sendiri, salah satu cara untuk memenuhi tujuan hidup (objektif) yang humanis dan melengkapi panggilan posisi di dalam masyarakat sebagai motivator mental dan finansial ternyata adalah dengan melakukan bisnis sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya. (Jennie S. Bev).
Sumber: pembelajar.com
“Kita tidak tahu apakah Allah akan memberi rezeki yang banyak atau sedikit kepada kita. Kita juga tidak tahu kapan kita akan sukses. Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan saat ini adalah berusaha untuk mendapatkannya”.