Senin, 30 Januari 2012

Tips Menata Teras Rumah


ANDA yang gemar bercengkrama bersama keluarga atau pasangan di teras rumah tampaknya bisa mulai melihat dan menatanya. Saran dari Christian J. Sinar Tanudjaja, Ketua Program Studi Arsitektur, Universitas Atma Jaya, Jogja, ini bisa dijadikan pertimbangan.

Berbincang santai bersama Harian Jogja pekan lalu, Christian menuturkan teras bisa multifungsi sebagai ruang bersantai, sekaligus ruang menerima tamu. Menurutnya agar teras bisa memiliki banyak fungsi, upaya termudah adalah memberikan keleluasaan pada aspek ruang. Terutama, pada teras di atas lahan perumahan yang sempit, yakni dengan menyatukan ruang teras dengan halaman depan.
“Manipulasi ruangan dengan cara menghilangkan pemisah pada teras untuk menonjolkan kesan luas,” kata Christian.
Pemisah yang dimaksud oleh Christian adalah objek yang menghalangi pandangan pada teras dengan halaman depan. Seperti mengurangi aksen perbedaan tinggi lantai serta tanaman hias yang ditempatkan berjejer. “Anda yang ingin memberikan kesan hijau dalam rumah anda, tidak harus meletakkan semua tanaman kesayangan di bagian depan teras,” ungkapnya.

Selain membuat teras semakin ramai, terlalu banyak tanaman yang diletakkan pada bagian depan teras akan mengesankan pemisah antara teras dan halaman depan. Anda dapat meletakkan tanaman di bagian tepi halaman rumah, begitu saran Christian.
Di halaman depan yang menyatu dengan teras, bisa juga diberikan rumput untuk memberikan kesan asri.
Kemudian perlu diperhatikan pula tiang penyangga pada teras di depan rumah anda. Meskipun memiliki fungsi untuk menopang atap, tiang penyangga ini secara tidak langsung juga menjadi sekat pemisah antara bagian teras dan halaman depan.

Menurut Christian, ada baiknya jika tiang tersebut untuk dihilangkan dan fungsinya digantikan dengan cara cantilever atau menggantung. Untuk itu, memang dibutuhkan sedikit perombakan sederhana pada atap.
Namun, apabila tiang ini telah menjadi tiang utama yang tidak dapat digantikan fungsinya, maka dilakukan penyesuaian kembali, yakni dengan memberikan letak tiang yang diperkuat pada bagian sisi, sedangkan tiang yang menjulang tinggi pada bagian tengah teras, dapat ditanggalkan.

Perhatikan Musim Hujan
Pada musim hujan, teras kerap menjadi bagian yang tidak luput dari tetesan air hujan. Bahkan, beberapa bagian teras ada yang menjadi langganan tempat tergenangnya air. Kondisi ini tentu akan membuat anda tidak nyaman.
Christian mengungkan jika hal ini terjadi karena kurangnya daya tampung atap terhadap lahan yang ada dilahan bagian bawah. Sehingga dibutuhkan pelebaran pada bagian atap agar dapat menutupi secara sempurna teras di bagian bawah.

Perlu diperhatikan pula jarak tetesan air dari atap hingga ke teras yang juga menjadi salah satu faktor basahnya teras. Semakin jauh akan semakin terhindar dari basah. Namun, jika memang tidak memungkinkan untuk melakukan pelebaran, maka cara alternatifnya adalah dengan melakukan system peresapan tanah secara sempurna.
Yakni hindari penggunaan plester semen atau beton, karena akan membuat percikan air semakin lebar, serta sangat riskan membuat plester semen atau beton menjadi rusak. Oleh sebab itu gunakanlah bebatuan diatas permukaan tanah yang alami. Cara ini sangat membantu penyerapan air dikala hujan. “Teras yang terhindar dari basah akan lebih awet dari segi kualitas lantai,” kata Christian.

Untuk warna lantai, Christian menyarankan ada baiknya disesuai dengan bagian rumah lainnya. Untuk bagian lantai teras, Christian melihat jika warna yang dipergunakan lebih kecondong warna yang sedikit cerah namun tidak gelap. Hindari pula warna hitam yang dapat mengesankan lantai teras kotor.
Warna lantai hitam akan mudah terlihat kotor oleh debu. Sedangkan warna yang sedikit cerah, dapat memberikan kamuflase terhadap debu sehingga selalu terlihat bersih. Sedikit sentuhan pada teras Anda ini akan memberikan kesan yang berbeda dari sebelumnya.

Sumber : harianjogja

Artikel Terkait



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...